Senin, 14 Februari 2022

Membuat Origami Rugby World Cup

Seperti yang kita ketahui Jepang terkenal dengan kesenian melipat kertas atau yang dikenal dengan Origami. Origami berasal dari Ori yang artinya melipat dan Kami/Gami yang berarti kertas, jadi Origami adalah melipat kertas. Kesenian ini sudah dimulai sejak jaman Edo (1603-1867) hingga sekarang, masih banyak orang tua mengajarkan ke anak-anaknya, banyak yang menekuninya karena hobi dan senang dengan bentuknya, ada juga yang percaya dengan cerita di balik origami. 


Nah, kali ini saya bergabung dengan salah satu komunitas di Beppu yang disebut dengan Rainbow Community Beppu. Kebanyakan dari komunitasnya adalah kakek-kakek dan nenek-nenek, ada juga guru-guru Bahasa Jepang yang miliki semangat berbagi. Mereka membuat kegiatan Workshop origami untuk menyambut Rugby World Cup 2019, karena di tahun depan Oita menjadi salah satu tuan rumah untuk piala dunia Rugby.
Perkenalan instruktur origami dari komunitas Rainbow Community

Ada beberapa anak sekolah ikut bergabung, eh emang untuk anak-anak sih sebenernya, hehe

Ya, kita mulai melipat! sebenarnya dari kertas origami yang dibagikan sudah ada angka yang jadi tanda untuk langkah-langkah melipatnya. Jadi kertas origami yang dibagikan itu khusus dibuat dengan desain untuk promosi acara Rugby World Cup 2019, lengkap dengan baju jersey team-team yang nanti akan bertanding di acara tersebut, seperti Australia, New Zealand, Uruguay, Wales dan Fiji, keren ya.
Untuk pertama saya pilih kaos jersey team dari Fiji 
Lipat 2 di bagian tengah, sisakan sedikit di bagian atas untuk dilipat
Lipat tengahnya menjadi dua
Bagian bawah dilipat ke luar dan bagian atas dilipat ke arah dalam
kemudian lipat 2 lagi, bentuk seperti baju, jadi
Semua peserta lengkap dengan karyanya siap menyambut Rugby WOrld Cup 2019

Serunya kita tidak hanya belajar membuat origami tetapi juga bisa berkomunikasi dengan teman-teman dari berbagai negara, jadi sekalian membuat origami juga bisa bersilaturahmi.

Bikin Mochi dari Hati

 Salah satu makanan favorit saya di Jepang adalah Mochi, kue kenyal berisi rasa manis beraneka rasa, belum lagi kalua dibalur dengan wijen, beuh….. pecaaaaah, duh jadi laper.

Walaupun di Indonesia ada juga daerah yang membuat Mochi, yang sama enaknya dengan yang ada di Jepang, tapi masak iya harus pulang ke Indonesia buat makan Mochi? Jadi kita focus dengan Mochi yang ada di Jepang, ini apaan sih? #EfekLapar 
Ya walaupun katanya Mochi bukan asli berasal dari Jepang, katanya dari Cina, nanti kita akan cari tahu kebenaran datanya ya.

Proses pencucian beras ketan
Kali ini saya dapat kesempatan untuk belajar membuat mochi ala Jepang, kue kenyal yang terbuat dari beras ketan (sticky rice) ini sejak Jaman Heian (794-1185) sudah menjadi makanan tradisi yang dimakan ketika perayaan tahun baru.

Menurut Orang Jepang, tahun baru dimulai dengan memakan Mochi karena berharap tahun ke depannya akan terus panjang seperti kekenyalan Mochi dan manis seperti isi dalamnya Mochi.

Bagi orang Jepang membuat Mochi atau membeli Mochi yang dibuat oleh tangan mempunyai nilai tersendiri dibandingkan dengan Mochi yang dibuat oleh mesin, tapi tantangan selanjutnya adalah pembuatan Mochi dengan tangan ini ternyata memiliki kerumitan tersendiri dan sudah memiliki system tersendiri, setiap orang dalam proses pembuatan Mochi sudah memiliki peran dan waktunya masing-masing, jadi bila ada satu komponen yang kurang, maka Mochi yang dihasilkan akan berbeda rasanya. Misalnya ketika proses pencucian beras ketan, waktu yang digunakan harus sesuai dengan waktu yang ditentukan, kalau kurang atau lebih akan mengganggu aktivitas yang lain dan berefek juga pada rasanya.

Ada beberapa jenis Mochi yang dibuat ketika menyambut tahun baru, seperti Marumochi, mochi yang berukuran kecil yang nantinya akan dimakan. Kemudian ada lagi Kagami Mochi yang ukurannya lebih besar, biasanya digunakan untuk panjangan di altar, biasanya ditumpuk dengan mochi yang ukuran berbeda dan sebuah jeruk di puncaknya. 

Marumochi
Kagami Mochi
Proses packing 
Yang menariknya dari proses membuat mochi ini para pekerjanya melakukan dengan senang hati, karena katanya kalua bekerja dengan hati maka hasilnya akan dirasakan oleh penikmatnya, itu juga yang saya rasakan ketika ikut bekerja dengan para pembuat mochi ini yang kebanyakan memang sudah nenek-nenek dan kakek-kakek. Karena itulah, mochi yang saya bikin ini, saya bikin dengan hati 💖💖💖

Ojika, Kamp Anak - Anak Kota Beppu Jepang

Kali ini saya dapat kesempatan untuk berkumpul dan bermain bersama anak-anak Jepang di acara Beppu Children Camp. Beppu Children Camp sendiri merupakan program yang diadakan oleh Pemerintah Beppu dan Beppu Children Association untuk memberikan kesempatan untuk anak-anak bertemu dan belajar dengan kakak-kakak atau abang-abang volunteer dari seluruh negara yang berbeda. Program ini ditujukan terutama untuk anak-anak yang single parent, harapannya bisa memberikan kesempatan untuk mereka merasakan liburan yang menyenangkan yang kemungkinan tidak bisa dirasakan seperti keluarga yang orang tuanya lengkap, luar biasa ya pemerintahnya.

Sambutan dan permainan Bersama orang dari Dinas Pendidikan Beppu
Ada kurang lebih 80 anak-anak dari sekolah yang berbeda di Kota Beppu, mulai dari kelas 3 hingga kelas 6 SD. Kemudian anak-anak tersebut dibagi ke beberapa kelompok dan nantinya didampingi oleh kakak-kakak volunteer dan ada juga siswa SMA yang menjadi volunteer. Untuk kakak-kakak dan Abang-abang volunteer ada sekitar 12 orang yang berasal dari China, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea, dan Cameroon.

Saya mendapat kelompok Bersama 3 orang anak yang pintar-pintar dan aktif, sebut saja Ruka Chan, si anak perempuan pintar dan aktif sekali berbicara, melihat Ruka saya jadi teringat dengan ponakan saya di Aceh, mirip sekali gaya dan berbicaranya. Ada Touki Watanabe Kun, anak laki yang berpostur tubuh kecil tapi selalu jadi contoh teladan anak-anak lain dan dia juga yang menjadi pemimpin rombongan. Ada lagi Youki Kun, anak laki seumuran Touki tapi berpostur tubuh kurus dan lebih tinggi, semangat belajarnya membuat dia aktif bertanya dan memberi jawaban dari pertanyaan instruktur. Selain saya, ada Moris, pemuda dari Cameroon. 
Sesi perkenalan
Beppu Children Camp 2018
Sebelum acara inti di malam hari kami berkenalan terlebih dulu dengan anak-anak, kemudian kami diantar ke kamar yang akan kami gunakan untuk istirahat. Kamar yang kami dapat ala-ala tantara, ya namanya juga camp, jadinya kami tinggal di barak, ada 3 tempat tidur yang bertingkat, jadi inget ketika saya sekolah di SMA Modal Bangsa, hehe. Yang bikin berbeda, tempat tidurnya ternyata ada beberapa lapis, mulai dari futon, selimut dan sprei yang semuanya terlipat rapi. Belum sempat saya menyiapkan tempat tidur, tiba-tiba saja muncul sosok anak laki kecil berbaju merah, ah, Touki Kun! anak laki yang sama di kelompok saya. Saya menyapa,"hai". Touki Kun bertanya kepada saya beberapa pertanyaan dengan sangat cepat, saya bingung, belum sempat saya menjawab, dia dengan sigap berlari ke tempat tidur saya dan menyiapkan tempat tidur saya dengan rapinya, wow! Saya takjub, sepertinya anak ini sudah terlatih untuk menyiapkan semua tempat tidurnya dari sejak kecil, luar biasa ya, ini jadinya siapa yang ngajar siapa? haha.

Sorenya kami berkumpul di dalam kelas untuk perkenalan lebih lanjut dan ternyata anak-anak ini dikumpulkan untuk belajar Bahasa Asing untuk menyambut tamu-tamu yang nantinya akan dating ketika Rugby World Cup di Oita Tahun 2019.
Sesi belajar Bahasa Inggris dan Bahasa yang digunakan kakak-kakak volunteer dipandu oleh Abe San dari City Hall
Malamnya kami ada sesi permainan dan saling bertukar kebudayaan yang dimiliki oleh kakak-kakak volunteer. Sesi pertama dimulai dari kakak-kakak dari China dengan permainan lempar dan kejar sapu tangan, kemudian dilanjutkan dengan tarian kipas kakak-kakak dari Malaysia. Dilanjutkan dengan tarian dari Thailand. 

Sesi permainan dengan kakak-kakak volunteer dari China
Saya sendiri mengajarkan anak-anak untuk mengenal Indonesia, terutama Aceh. Ternyata di Beppu Tarian Aceh menjadi salah satu yang diminati karena gerakan yang rancak dan juga membutuhkan kerjasama antar penari. Salah satu Tarian Tradisional Aceh yang sudah dikenal baik di Beppu adalah Tarian Ratoh Jaroe, ya walaupun di sini mereka menyebutnya dengan nama Tari Saman. Tarian ini sudah menjadi salah satu ikon tarian Indonesia yang sering ditarikan oleh mahasiswa APU, dan sering diundang oleh pemerintah untuk ditampilkan di banyak acara, jadi ikut bangga juga, padahal anak Aceh belum pernah ada di APU.
Sesi pengenalan tarian Ratoh Jaroe, ternyata tidak hanya anak-anak yang tertarik, kakak-kakak volunteer juga ingin ikutan belajar
Walaupun singkat, anak-anak di sini bisa mempraktekkan dengan cepat
Setelah sesi main dan bertukar kesenian, kami lanjutkan dengan Night Trail menuju hutan! Pengalaman menyusuri hutan tengah malam ini mengingatkan saya dengan komik-komik jepang yang dulu saya pernah baca, anak-anak di sini diajarkan untuk berani dan juga terlatih untuk mengadapi masalah yang didapat ketika di dalam gelap bisa diselesaikan Bersama-sama, serunya di pertengahan lintasan kami bisa melihat Kota Beppu bercahaya dari atas, seru!

Moment yang tak terlupakan Bersama anak-anak yang luar biasa
Puncak acara, paginya kami dibagi menjadi 2 group. Group yang pertama akan pergi menuju ke Kijima Kogen, salah satu theme park yang ada di Beppu untuk belajar Bersama main ice skating. Group yang kedua tetap tinggal di camp untuk mengajarkan kerajinan untuk anak-anak. Sudah dapat ditebak kan saya masuk group yang mana?

Mengenal Beppyon, Manager Marketing Lucu dari Beppu Jepang

Beppyon edisi Halloween

Jepang sangat dikenal dengan film kartun atau yang sering disebut dengan anime. Banyak sekali tokoh-tokoh kartun Jepang yang sangat dikenal di Indonesia, sebut saja DoraemonDetektif ConanSailormoonPokemon dan lainnya.

Beppyon
Ternyata tidak hanya anime, Jepang juga memiliki karakter-karakter lucu yang dijadikan media komunikasi dan edukasi untuk masyarakat. Karakter-karakter lucu tersebut dikenal dengan istilah Yuru Kyara. Karakter yang dibuat Kawaii, lucu itu digunakan juga sebagai maskot dari sebuah daerah yang bertugas mempromosikan kotanya, Jepang memiliki kurang lebih 1.600 Yuru Kyara, wow!
Kota Beppu memiliki sebuah mascot bernama BeppyonBeppyon berupa kelinci putih dengan telinga dan mempunyai tanduk berwarna merah muda menyerupai uap onsen yang menjadi logo Kota Beppu. Beppyon dinobatkan menjadi Public Relation Manager dari Kota Beppu yang bertugas mempromosikan setiap event yang ada di Beppu. 
Jadi, jangan heran kalau di dalam sebuah acara muncul kelinci putih besar menggunakan selempang berwarna merah bertuliskan Beppyon di depannya, hobinya mandi di onsen dan makan wortel rebus, karena itu juga dia menggunakan handuk dan membawa baki yang terbuat dari kayu.
Beppyon di acara persiapan Rugby World Cup 2019
Kehadiran Beppyon memberikan kebahagiaan tersendiri, terutama bagi anak-anak kecil. Baju Beppyon juga terkadang disesuaikan dengan acara yang ada, misalnya acara Rugby, dia akan menggunakan jersey Rugby Jepang yang berwarna merah putih, atau ketika acara kesenian budaya Korea, dia akan menggunakan hanbok.
Beppyon dengan Hanbok di Korean Week
Macam-macam merchandise Beppyon
Ternyata keberadaan Yuru Kyara ini tidak hanya membawa kebahagiaan untuk masyarakatnya, tetapi juga berhasil memberikan pendapatan bagi daerahnya, mulai dari kunjungan wisatawan maupun jumlah penjualan merchandise dari karakter tersebut. Menarik, ya?

Kalau konsep ini dicoba di Indonesia, bakalan seru ya, semua daerah punya maskot lucu yang bertugas mempromosikan daerahnya.

Gimana menurut teman-teman?

Menikmati Musim Bunga Tulip di Jepang

Layaknya kota - kota lain di Jepang, musim semi di Kota Beppu juga menjadi musim yang paling ditunnggu dan menjadi incaran wisatawan yang tertarik dengan Bunga Sakura. Tapi tidak hanya itu saja, ada banyak bunga-bunga indah lainnya yang sayang jika dilewatkan, salah satunya Bunga Tulip.

Tidak banyak yang tahu kalau Bunga Tulip juga ada di Jepang, dan saya juga baru tahu itu. Biasanya ketika mau pergantian musim dingin ke musim semi, ada beberapa toko yang menjual umbinya untuk kita tanam sendiri di rumah.

Karena penasaran, saya membeli beberapa umbi Bunga Tulip dan saya tanam di kebun halaman belakang rumah saya bersamaan dengan tanaman sayuran yang lain. 


Tulip di perkarangan rumah

Bunga Tulip di bagian lain halaman rumah

Selang beberapa minggu muncullah tunas hijau dengan warna ungu di bagian tengahnya. Tidak sampai seminggu, bunga tersebut besar dan mekar. Saya tidak pernah menyangka bisa menyaksikan Bunga Tulip tumbuh di perkarangan rumah saya sendiri, warnanya indah sekali.

Tidak hanya bunga di halaman rumah saya saja yang tumbuh dan mekar. Di Beppu Koen atau Taman Beppu ternyata ada kebun luas yang berisikan Bunga Tulip, bunga - bunga tersebut khusus ditanam dan ditata rapi untuk menyambut musim semi di sana.

Ramai orang datang ke sana untuk mengabadikan momen tersebut atau hanya duduk di sekitarnya menikmati makanan yang dibawanya bersama keluarga, teman atau kolega kantornya, atau ya hanya sekedar menikmati suasana indahnya.

Tak hanya Bunga Tulip, kebun tersebut diatur dengan indah bersama dengan bunga-bunga yang lain, apalagi ditambah dengan Bunga Ume (Plum) yang juga sedang mekar di saat yang bersamaan, indah! Kombinasinya seperti lukisan.

Taman Bunga Tulip Beppu Koen 2018

Taman Bunga Tulip Beppu Koen 2020

Selain bunga-bunga tersebut, masih banyak bunga indah lainnya sepertu Bunga Tsusuju, Bunga Sakura, Bunga Lily, dan masih banyak lagi bunga yang saya sendiri belum tahu namanya. Selalu ada bunga baru yang saya temui di jalan atau di perkarangan rumah orang, bahkan bunga liar di tepi jalan pun mekar dengan indahnya, ini yang bikin saya betah menikmati suasana musim semi di Beppu.