Sabtu, 19 Februari 2022

YSEALI, Menyusuri The Freedom Trail Boston

Saat saya bertanya kepada teman saya yang lama tinggal dan kuliah di Boston, tempat mana saja yang harus saya kunjungi ketika di Boston, dia menjawab, “ada banyak tempat yang bisa dikunjungi daaan….. harus mencoba Freedom Trail!”

Freedom Trail? Apa itu?

Rasa penasaran saya terjawab ketika saya sampai di Boston.

Boston The Freedom Trail Sign
Boston memang kota bersejarah di Massachusetts, ada banyak sekali bangunan bersejarah di sana. Tidak hanya bangunan bersejarah saja, tetapi peristiwa bersejarah di sana dikemas dalam paket yang menarik, jadi kita bisa merasakan cerita-cerita masa lalu Boston hadir lagi di kota.

Kita akan menyusuri Freedom Trail di Boston yang ditandai dengan jalur Bata Merah, kita bisa menyusuri 16 tempat bersejarah di Boston yang terkait dengan Revolusi Amerika.

Kita bisa berjalan kaki selama kurang lebih 4 jam tour atau menggunakan bus atau mobil bebek. Untuk mulainya bisa dari mana saja, asalkan kita mengikuti jalurnya, tetapi lebih disarankan mulai dari Boston Common Visitor Center dan berakhir di Bunker Hill Monumen di Charles Town.

Urutan tampat yang bisa dikunjungi kalau menyusuri Freedom Trailnya adalah : Visitor Center – State House – Granary Burying Ground – King’s Chapel – Old Corner Bookstore – Old South Meeting House – Boston Old State House (dekat stasiun State Street) – Boston Massacre Site –Faneuil Hall – Paul Revere House – Old North Church – Copp’s Hill Burying Ground – Bunker Hill Monument.
Boston The Freedom Trail Rute

Saya dan teman-teman Profellows YSEALI lainnya, Seng Thong (Laos), Archie (Philipine) dan Sreneang (Cambodia) menyusuri mulai dari Faneuil Hall dengan rute yang random sampai kami capek, hehe.
Bus yang bisa dipakai untuk tour

Boston Duck Tours yang bisa berjalan di atas air
1. Boston Common
Perjalanan bisa kita mulai dari Boston Common, taman tertua yang ada di Amerika Serikat, pada awalnya digunakan sebagai ladang peternakan domba yang kemudian dipakai sebagai tempat pelatihan militer.

2. Massachusetts State House
Dibangun pada Tahun 1798, digunakan sebagai pusat pemerintahan Massachusetts. Boleh dikunjungi setiap jam 9 pagi hingga 5 sore.

3. Boston Massacre Site

























4. Boston Old State House
5. Copp’s Hill Burying Ground 
Copp's Hill Burying Ground
6. Old South Meeting House
7. Faneuil Hall 
8. Bunker Hill Monument.
Bunker Hill Monument
Menariknya selama perjalanan Freedom Trail, kita akan bertemu dengan orang-orang yang memakai pakaian tempo dulu, dan biasanya mereka akan menjelaskan tentang Freedom Trail dan mau berfoto dengan kita, menarik ya.
Faneuil Hall

YSEALI, Menikmati Kehidupan Abad 17 New England

Mengunjungi Plymouth Plantation, salah satu desa wisata yang ada di Boston menjadi kenangan tersendiri. Ada sebuah desa yang terbentuk sejak abad ke-17, penduduknya berasal dari Inggris dan menetap di Amerika. Pada mulanya mereka pindah dari Inggris untuk mencari tempat yang menetap yang baru, karena peristiwa ini juga, Boston sering disebut sebagai Inggris yang baru atau yang dikenal dengan New England.

Plymouth Plantation

Di Plymouth Plantation juga kita bisa melihat dan merasakan langsung bagaimana kehidupan masyarakat di sana saat itu. Cara mereka berpakaian dan beraktivitas persis seperti saat itu, dan menariknya mereka akan menceritakan peran yang mereka mainkan dan apa cerita di baliknya.

Bersama tukang kayu Plymouth
Misalnya seorang petani, apa yang dia lakukan, tinggal di rumah yang mana, tanaman apa saja yang mereka tanam, hingga permainan apa saja yang mereka main. Nantinya pengunjung akan melihat setiap rumah dan isinya, serta kegiatan apa saja yang dilakukan di rumah. Bahkan kegiatan mengumpulkan orang-orang untuk rapat warga dengan genderang pun ditampilkan, jadi kita benar-benar seperti berada di zaman itu.

Selain itu kita juga bisa bertemu dengan penduduk asli Wampanoag yang tinggal di rumah mereka yang terbuat dari daun atau kulit kayu, cara mereka memasak, membuat perahu kayu dan cerita menarik lainnya. Menariknya yang berperan sebagai penduduk di sana adalah ilmuwan ataupun lulusan perguruan tinggi yang menggeluti sejarah atau sosiologi. Jadi mereka bisa sekaligus mempraktekkan ilmu yang mereka punya dan juga bisa menyelesaikan riset mereka. Dan pekerjaan yang mereka lakukan di sana sebagai volunter.
Selain bisa menikmati kampung sejarah, kita bisa melihat aktivitas menarik lainnya di pondok souvenir, seperti membuat gerabah, membuat roti, dan membuat lilin dari sarang lebah hingga menganyam.
Penduduk Asli Wampanoag yang diperankan oleh mahasiswa

Plymouth Plantation sendiri terletak di Plymouth yang memakan waktu sekitar satu jam 30 menit perjalanan dari Boston dengan menggunakan bus. Buka setiap hari mulai dari pukul 09:00 hingga 17:00 waktu setempat. Harga tiket mulai $28 hingga $36.

Menikmati Pie ala abad 17
Sebenarnya konsep ini bisa dikembangkan dan akan menjadi hal yang menarik di Aceh, apalagi Aceh memiliki banyak sekali cerita sejarah yang akan menarik banyak wisatawan dan akan menjadi media pembelajaran untuk masyarakat agar mencintai sejarah dengan cara yang benar dan menarik.

*Peserta Program  The Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Profesional Fellows Economic Empowerment Fall 2017 mewakili Indonesia.

YSEALI, Tempat-tempat yang Wajib Kamu Kunjungi di Universitas Harvard

Mengunjungi Universitas Harvard menjadi salah satu agenda yang tidak boleh dilewatkan kalau kita datang ke Massachussetts apalagi kalau tinggaldi Cambridge dan sekitarnya. Terkenal sebagai salah satu kampus terbaik di Amerika Serikat bahkan di dunia. Siapa yang tidak mengenal Universitas Harvard, perguruan tinggi ini telah mencetak sarjana yang berkelas.

Terminal Bus Harvard
Harvard hampir selalu bertengger di puncak peringkat universitas ternama di dunia dan termasuk kampus yang tertua di Amerika. Lokasinya sendiri sebenarnya berada di Cambridge, tetapi karena berdekatan dengan pusat Kota Boston, jadi lebih sering diketahui sebagai salah satu kampus di Boston.

Kampus ini dirintis pada tahun 1636 oleh sembilan mahasiswa dan seorang dosen bernama Jhon Harvard of Charleston. Seorang pastor yang menyumbangkan perpustakaan dan tanahnya. Awalnya bernama College at Newtowne, namun pada tahun 1638 diganti menjadi Harvard College dan pada 1780 diubah menjadi Harvard University.
Patung John Harvard

Sekarang sudah kurang lebih 21.225 pekerja dan luas wilayahnya mencapai 85 ha, semuanya banyak didapat dari sumbangan dari mahasiswa yang dulunya pernah belajar atau hibah dari keluarganya. Hal ini menunjukan betapa mereka mendukung penuh perkembangan pendidikan di sini.

Kampus ini pun didukung dengan peralatan praktek perkuliahan yang canggih dan modern, mahasiswanya pun diberikan kebebasan untuk melakukan penelitian. Harvard juga menerima mahasiswa berasal dari keluarga tidak mampu dan menggratiskan biaya kuliah. Harvard terkenal dengan warna merah bata atau Crimson dengan mottonya Veritas, berasal dari Bahasa Latin yang berarti kebenaran. Karena penuh dengan bangunan tua dan sejarah yang menarik, selalu ada penawaran paket wisata untuk berkeliling kampus, kita cukup membayar $12 untuk mengikuti paketnya. Jadwalnya sendiri setiap setengah jam, mulai dari pukul 10:00 hingga 16:30 waktu setempat.

Tour Harvard dimulai dari sini
Universitas Harvard memilki sembilan fakultas ternama, yaitu Harvard Faculty of Arts and Sciences, Harvard Medical School, Harvard Divinity School, Harvard Law School, Harvard Bussiness School, Harvard Graduate School of Design, Harvard Graduate School of Education, Harvard School of Public Health dan Kennedy School of Government. Dan semua fakultas ini didirikan sejak abad ke-19.

Saya tinggal di Cambridge, jaraknya hanya 15-20 menit berjalan kaki menuju Harvard University dan hampir setiap hari melewatinya, karena termasuk dalam rute perjalanan ke kantor. Tapi kali ini saya dapat kesempatan berharga berkeliling Harvard ditemani oleh mahasiswa Harvard yang berasal dari Indonesia. Menariknya karena saya bisa masuk ke beberapa tempat yang hanya khusus bisa dimasuki oleh mahasiswa dan saya mendapat tour lengkap dengan gratis, hehe.

Ada beberapa tempat menarik yang saya kunjungi di Universitas Harvard melalui paket tour di Harvard yaitu:

1. Patung John Harvard
Patung John Harvard menjadi lokasi favorit untuk foto, dan ada mitos yang beredar jika bisa foto dan memegang ujung sepatunya yang berwarna emas itu, maka anak kita akan bisa kuliah di sana.

2. Gerbang Johnston
Harvard memiliki 26 gerbang besar dan kecil yang mengelilinginya. Gerbang Johnston ini berada di tengah, menurut mitos hanya boleh dilewati dua kali, jika lebih dari itu maka akan membuat mahasiswa di DO. Namanya sendiri diambil dari nama seorang mahasiswa Samuel Johnston yang menyumbangkan 10.000 dolar untuk pembangunan gerbang tersebut.

3. Perpustakaan Harry Elkin Widener
Perpustakaan Widener, perpustakaan ini termasuk nomor dua terbesar di dunia setelah perpustakaan Kongres AS. Nama perpustakaan ini diambil dari nama mahasiswa yang lulus dari Harvard dan menyumbang dananya untuk pembangunan perpustakaan. Dananya diberikan oleh keluarganya karena Harry sendiri meninggal sebagai salah satu korban Kapal Titanic pada tahun 1912.

Perpustakaan Harry Elkin Widener
Perpustakaan ini terdiri dari lima lantai di atas tanah dan empat lantai di bawah tanah. Memiliki koleksi buku cetak mencapai 15 juta judul, buku digital mencapai 18 juta judul dan jumlah foto ada 8 juta buah. Super lengkap! Menariknya mahasiswa bisa mengajukan judul atau jenis buku yang ingin dibaca tetapi tidak ada di perpustakaan dan akan dicari.

4. Harvard Art Museum
Museum yang berisi karya-karya seni yang dibuat oleh manusia dari jaman dahulu dari 4.000 tahun sebelum masehi hingga modern dari beberapa negara. Mulai dari Asia, Timur Tengah, Romawi, Yunani dan masih banyak lagi, sehingga kita tahu perkembangan karya seni di dunia.
Harvard Law School
5. Harvard Law School
Salah satu fakultas yang diincar banyak orang hebat dan menghasilkan banyak orang-orang hebat di dunia, salah satunya Presiden Obama. Wajar jika fakultas ini dijadikan salah satu fakultas terbaik. Dan ketika saya mengunjungi perpustakaanya di akhir pekan masih banyak mahasiswa yang belajar dengan serius di sana.


6. The Coop
Nah yang ini wajib buat yang ingin punya merchandise Harvard, ada banyak koleksi lengkap dengan desain Harvard, mulai dengan kaos, hoodie, sweater yang berwarna merah bata khas Harvard atau hanya sekedar huruf H besar di semua produknya, dan saya suka, karena H for Hijrah, hahaha. Sebenarnya ada banyak lagi outlet yang menjual merchandise Harvard di sekitaran kampus, tapi di The Coop koleksinya lengkap dan kualitas terjamin.
Menarik ya, paket tour berkeliling kampus Harvard University termasuk banyak peminatnya, termasuk peringkat pertama sebagai atraksi wisata versi Tripadvisor. Untuk sebagian mahasiswa Harvard yang membuka tour keliling Harvard, yaitu membuka kesempatan untuk mahasiswa yang tertarik dengan sejarah.

Mereka juga bisa mendapatkan tambahan uang untuk kebutuhan kuliah, melatih mereka untuk bercerita, dan meningkatkan kecintaan terhadap kampusnya, saya melihat beberapa mahasiswa yang menjadi pemandu terlihat sangat antusias bercerita tentang kampusnya ini.

YSEALI, Volunteering di Rosie's Place, Boston

Menjadi seorang volunteer atau relawan sudah saya kerjakan ketika saya menjadi mahasiswa Membantu orang lain sebenarnya membantu diri sendiri, tidak hanya membuat kepuasan batin tapi juga nantinya kita akan mendapatkan balasan dari tempat yang lain ketika kita membutuhkan. Karena di dalam Alquran Surah Arrahman 60 sudah dijanjikan juga, "tidak ada balasan kebaikan melainkan juga kebaikan."

Kali ini saya mendaftarkan diri menjadi volunteer di Rosie's Place Boston. Rosie's Place adalah tempat untuk melindungi perempuan-perempuan yang tidak memiliki rumah di Boston dan sekitarnya. Sejak 1974 Rosie's Place sudah menjadi tempat perlindungan bagi perempuan yang malang yang tidak punya tempat tinggal. Membantu mereka dengan mengajarkan keterampilan yang berguna untuk mereka melanjutkan ke hidup yang lebih baik.

Saya mengirimkan email kepada manajer Rosie's Place untuk mendapatkan informasi tanggal dan jam yang tersedia untuk melakukan volunteering di sana. Alhamdulillah akhinya dapat jadwal yang pas, yaitu Jumat pagi pukul 10:30 hingga siang hari pukul 13:30. Jadwal volunteering di sana padat, ada banyak sekali anak-anak muda yang tertarik untuk bergabung melakukan volunteering di sana, jadi terkadang harus menyesuaikan kesediaan tempat dan waktunya.

Di saat yang bersamaan ternyata ada volunteer lain ikut bergabung pada hari itu, saya bersama salah satu teman YSEALI Program, Seng dari Laos dan beberapa mahasiswa dari Universitas Harvard dan Universitas Boston. Mereka adalah Cester, Alexa dan Kim.

Bersama Cester dari Harvard University dan Seng Thong sesama YSEALI Profellows

Kami bertugas menyiapkan makanan di dapur untuk perempuan-perempuan yang datang ke sana, yang rata-rata sudah berusia paruh baya menjelang lansia. Tidak hanya makanan, di sana mereka juga bisa mendapatkan perlengkapan kebutuhan perempuan. Saya sempat bingung ketika seorang ibu datang menghampiri dan meminta pembalut kepada saya, soalnya di ruang makan, ditanyain pembalut dan kondom, aneh ya? Dan ternyata ada! haha. Pembalut, popok dan pengaman memang disediakan di sana, setiap yang datang boleh meminta, tapi juga dibatasi, setiap orang hanya boleh membawa tiga kotak saja.

Persiapan Roti untuk para gelandangan wanita
Sempat juga mencicipi makanannya dan ternyata enak sekali, jadi walaupun gratis, tidak ada makanan yang diberikan dengan rasa asal-asalan, ada koki khusus yang memang mengontrol kualitas masakan.

Tantangannya adalah ketika melakukan volunteering di Rosie's Place ada banyak. Salah satunya bahasa, karena yang datang ke sana adalah orang-orang yang asing, siapa saja boleh datang. Itu artinya ada banyak yang datang dari berbagai etnik dan bahasa ditambah lagi dengan aksen yang saya belum pernah dengar sebelumnya.

Bekerja dengan orang yang belum kita kenal sebelumnya, tapi jadi pengalaman menarik karena punya tujuan yang sama untuk melayani dan membantu orang lain. Belajar dengan sistem yang professional, karena walaupun kita bekerja secara sukarela, sistem kerja yang dipakai adalah sistem kerja pekerja professional. Kebersihan harus terjaga, melayani dengan penuh penghormatan, menyiapkan segalanya teratur, tertata rapi dan tepat waktu.
Bersama teman-teman Professional Fellowship YSEALI dari Laos, Vietnam dan Cambodia

Kalau teman-teman ditantang menjadi volunteer, kira-kira mau bekerja di mana?

Pernah dimuat di Portalsatu : http://portalsatu.com/read/Citizen-Reporter/menjadi-volunteer-di-rosies-place-37059