Proses pembersihan Sungai Hiya bersama mahasiswa APU dan masyarakat |
Masyarakat Jepang sangat dekat dengan
alam dan berusaha untuk menjaganya. Mereka menganggap alam menjadi bagian yang
harus dijaga dan sebagai salah satu cara mereka menghormati Sang Pencipta. Ada
banyak konsep di Jepang yang mengatur hubungan manusia dengan alam. Salah
satunya adalah Satoyama dan Satoumi, hubungan
antara desa dengan gunung, hubungan antara desa dengan laut.
Makan - makan Oden yang dimasak di lokasi |
Kali ini saya mendapat kesempatan belajar tentang pelestarian Hotari, atau kunang-kunang. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat Beppu yang digagas Komunitas Kame-kame Club. Kami diajak untuk membersihkan Sungai Hiya di daerah Kamegawa, salah satu sungai yang berada di Kota Beppu. Sungai ini dipilih karena merupakan salah satu tempat yang menjadi habitat serangga bersinar ini, sebab selain mempunyai air yang bersih juga memiliki suasana yang tenang. Kami bertugas membersihkan lahan yang berada di sekitar sungai yang nantinya digunakan untuk menanam tanaman yang disukai oleh siput yang menjadi makanan dari kunang-kunang.
Pelepasan Siput Kawanina, yang menjadi makanan kunang-kunang |
Selain membersihkan lahan dan mempersiapkannya untuk kunang-kunang, kesempatan ini digunakan untuk makan bersama dan berdiskusi. Salah seorang kakek bercerita tentang pengalaman beliau mempelajari kunang-kunang dari beberapa negara di dunia. Beliau bercerita bahwa Indonesia memiliki banyak jenis kunang-kunang, sedangkan Jepang hanya punya spesies kunang-kunang, karena itulah mereka berusaha untuk terus melestarikannya.
Hotaru Gari, festival melihat kunang-kunang bersama |
Kegiatan membersihkan sungai ini pun dilaksanakan tiap tahun untuk menjaga habitat kunang-kunang di tempat tersebut yang nantinya akan bisa dilihat pada bulan Mei mendatang. Dan biasanya mereka membuat festival kunang-kunang atau yang disebut dengan Hotari Gari.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar